Assalamualaikum wbt..sekian lama laman ini menyepi, seolah-olah tidak punya pemilik, sekian itu juga hati ini berbuku, berbuku dengan pelbagai kisah kehidupan. Diri ini terlalu sibuk, sibuk dengan pelbagai urusan, urusan dunia, kendatipun urusan akhirat. Sayugia, jari-jari ini hampir tidak punya waktu untuk mencatat segalanya. Tapi, nikmat akal dan hati benar-benar membantu, menyimpan segalanya dalam satu memori yang cukup hebat, tiada 'flash disk' atau 'external hard disk' yang mampu menyaingi..tautan akal dan hati benar-benar tidak mampu dikalahkan oleh mana-mana sistem atau mesin, bahkan jauh lebih hebat daripada 'android' atau apa sahaja jaringan komunikasi hari ini. Subhanallah..benar-benar ciptaan Allah itu tiada tolok bandingnya..Alhamdulillah hari ini, Dia telah memberi satu lagi nikmat yang amat berharga, iaitu nikmat masa. Masa yang tidak mungkin kembali jika ia berlalu. Masa yang tidak pernah berhenti berlari, bahkan masa yang cukup istiqamah tanpa kenal erti jemu. Masa yang cukup patuh dan taat kepadaNya. Subhanallah, betapa dalam sehari itu, tidak pernah terhitung, terlalu banyak nikmat yang telah Dia kurniakan. Namun, kita manusia seringkali lalai dengan nikmat. Seringkali kita terlepas pandang akan nikmatNya, walhal sedikit sahaja ujian kita sudah lelah. Astaghfirullah hal azim...Itulah hakikat manusia, memandang remeh pada nikmat yang diperoleh, tetapi cukup pantang dengan sedikit sahaja permasalahan yang didapat, walhal ujian tersebut hanyalah umpama zarah-zarah debu kecil dalam suatu wadah berisi air.
Sisa-sisa waktu semalam cukup berharga..tarbiyah demi tarbiyah benar-benar menyentuh hati ini. Tarbiyah itu umpama air yang menyucikan seketul daging (hati). Di sini, ingin ku berkongsi tarbiyah yang ku dapat semalam. Semoga perkongsian ini mampu menyentuh mana-mana hati yang bernoda, menyentuh jiwa-jiwa yang tidak terisi. Semoga setiap kata mampu menyentuh mana-mana hati yang masih dalam pencarian..InsyaAllah...
Sedar tidak sedar, masa cukup pantas berlari meninggalkan, sedang kita masih tergapai jauh di belakang. Inilah hakikat alam, jam dunia tidak akan pernah sama dengan jam akhirat, 1 hari di akhirat umpama 1000 tahun di dunia. Betapa singkat waktu dunia. Cuba bayangkan dalam sehari apa sahaja yang kita lakukan, apa sahaja amal yang kita laksanakan. Adakah amal yang sehari di dunia ini mampu membantu kita menempuh satu hari di akhirat kelak. Subhanallah...jika amal kita hari ini mampu membantu kita menempuh sehari di akhirat yang umpama seribu tahun dunia, maka kita benar-benar beruntung, sudah bisa terselamat dari azab api neraka untuk satu hari, yang umpama seribu tahun dunia. Namun mampukah kita? Adakah amal kita yang sehari ini sudah cukup? Rata-rata pasti berkata, amalan hari ini masih belum mampu untuk menempuh satu hari akhirat, apatah lagi hari-hari mendatang. Sama-samalah kita bermuhasahabah, agar kita bisa menghapuskan titik-titik noda pada hati kita sebelum ia menerobos lebih dalam, sebelum ia membentuk 'fibrosis' (pertumbuhan tisu lain pada permukaan hati) yang bisa menyebabkan 'sirosis' (perlemakanan hati). Itulah hakikatnya hati, cukup lemah jika tidak diberi suplemen atau nutrisi yang cukup. Apakah nutrisi untuk hati? Nutrisi hati adalah 'iman', adapun suplemen hati adalah 'tarbiyah'. Tarbiyah itu seumpama minyak ikan kod, yang cukup kaya dengan 'unsaturated oil'-omega 3 (lemak tidak tepu/jenuh),yang bisa meningkatkan imunitas hati, kendatipun melawan upaya lemak tepu yang bisa menyebabkan 'sirosis' hati.
Sudah hampir dua bulan kita berada di tahun baru '2013'. Cukup pantas masa berlalu, rasanya baru semalam meninggalkan 2012. Usia kita semakin hari, semakin bertambah, tidak pernah berkurang. Jam biologi berjalan seiring dengan jam dunia. Proses-proses penuaan berlangsung bersamaan. Biar difikir secara logik, DNA (unit gen dalam tubuh manusia) sentiasa bereplikasi dan bergantian, seharusnya penuaan tidak berlangsung. Namun sebaliknya yang terjadi, hasil penelitian para cendekiawan, hujung kromosom yang memiliki 'telomeres' yang berperanan untuk replikasi dan menstabilkan kromosom sebenarnya semakin memendek seiring pertambahan usia. Dek kerana replikasi yang tidak pernah berhenti, 'telomeres' juga lelah dan kian berkurang. Ini bermakna Allah SWT telah menetapkan biologi manusia sedemikian, inilah ketetapan Sang Pencipta yang menunjukkan bahawa tiada satu yang akan kekal abadi melainkan Allah SWT. Biar satu masa nanti manusia mungkin berjaya menemukan sesuatu yang bisa mencegah pemendekan 'telomeres', tetapi hanya jam biologi tubuh yang bisa dirawat, jam dunia tidak mungkin teratasi, kerana hari kiamat itu pasti akan datang. Kematian itu pasti kerana dunia ini hanyalah persinggahan, destinasi akhirat sedang menanti. Pertambahan radikal bebas dek kerana kerakusan manusia juga sudah tidak bisa dikawal, hari demi hari, tubuh terpaksa berjuang menetang pelbagai radikal bebas, namun suatu saat ia tewas, maka berakhirlah riwayat sekujur tubuh. Demikianlah, manusia ini tidak pernah sempurna, tidak akan bisa lari dari kematian. Kematian itu umpama bayang-bayang kita sendiri yang sentiasa mengejar kita. Kematian adalah perkara yang paling dekat dengan kita. Demikianlah ada pepatah bijaksana mengatakan, beramallah seolah-olah kita akan mati esok hari, dan bekerjalah seolah-olah kita hidup seribu tahun. Orang yang bahagia adalah orang yang selalu mengambil peringatan daripada orang lain (kematian). Ada satu ungkapan berbunyi, “Cukuplah kematian sebagai pemberi nasihat”. Kematian benar-benar suatu pengajaran bagi mereka yang mengambil ikhtibar.
Seharusnya kita mempersiapkan dalam setiap nafas kita, sehingga kita menjadi orang yang apabila berada di pagi hari, ia tidak akan menunggu waktu petang; demikian pula apabila berada di petang hari, ia tidak menunggu waktu pagi. Namun ia akan beramal soleh untuk mengisi setiap detik yang dilewati, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Umar ketika mendengar Rasulullah SAW bersabda,
كُنْ فِيْ الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ آبِرُ سَبِيْلٍ
“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang pengembara”.
Ibnu Umar-radhiyallahu ‘anhuma- berkata, “Apabila kamu berada di petang hari, maka janganlah menunggu waktu pagi. Apabila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu petang. Pergunakanlah waktu sihatmu sebelum waktu sakitmu, dan masa hidupmu sebelum matimu”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya(6053), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2333), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (698)]
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambaliy-rahimahullah- berkata, “Sesungguhya seorang mukmin tidak sepantasnya untuk menjadikan dunia sebagai tempat tinggalnya dan merasa tenang di dalamnya akan tetapi sepatutnya dia di dalam dunia ini bagaikan orang yang sedang melakukan perjalanan. Sungguh wasiat para nabi dan pengikutnya telah sepakat atas hal ini”. [Lihat Jami’ul Ulum wal Hikam (hal. 379)
Fikirkan sejenak, sehingga hari ini, kita masih bisa menghirup nikmat udara yang Allah berikan secara percuma, bayangkan mereka yang sedang sakit di 'I.C.U' (Intensive Care Unit) yang terpaksa bergantung kepada tiub oksigen demi mendapatkan udara, dan itu semua harus dibayar, tapi kita mendapatkan oksigen secara percuma, bahkan siklus perjalanan oksigen itu mulai dari ia masuk melalui rongga hidung sampai ke paru-paru, pertukaran gas di paru-paru seterusnya ke jantung, ke sel-sel bahkan sampai ke otak, begitu kompleks,tetapi Allah mengaturkan semua dengan cukup baik, tidak ada pertembungan, tidak ada kecelaruan, tidak ada satusel atau organ yang ketinggalan daripada mendapatkan oksigen. Subhanallah..cukup sempurna aturanNya sehingga kita bisa hidup sihat hingga ke saat ini.
Fikirkan sejenak nikmat mata yang Allah berikan. Bukan cuma satu, bahkan dua. sepasang organ yang benar-benar 'sofistikated' fungsinya. Keduanya diberi secara percuma oleh Sang Pencipta. Adakah kita menggunakan nikmat ini sebaik mungkin? Dalam sehari-hari hidup ini, apakah yang kita lihat? Apakah yang kita perhatikan dengan mata tersebut? Adakah kita mengambil iktibar daripada kejadian siang dan malam? Adakah kita mengambil iktibar daripada penciptaan langit dan bumi? Padahal bukti-bukti kejadian itu cukup jelas di hadapan kita, bahkan setiap hari kita menyaksikan. Dalil-dalil daripada al-Quran juga sudah membenarkan segalanya. Adakah kita menggunakan mata kita untuk membaca kalam Allah itu setiap hari??
Fikirkanlah...begitu banyak nikmat yang Allah berikan, namun sudahkah kita membalasnya? Adakah kita benar-benar memanfaatkan nikmat-nikmat tersebut di jalanNya?? dalam sehari, cuma ada lima waktu solat yang diwajibkan ke atas kita (subuh, zuhur, asar, maghrib dan isya'). Waktu yang diperuntukkan untuk kelima-lima ini hanyalah sekitar 50-60 minit (~1jam), sedangkan Allah memberikan waktu 24 jam kepada kita, ke mana kita sisakan 23 jam yang selebihnya? Adakah kita memanfaatkannya di jalan Allah?? Waktu adalah amanah Allah kepada kita..setiap jam, minit dan saat yang berlalu haruslah dimanfaatkan sebaik mungkin agar berbuah pahala di penghujungnya. Kelak nanti, kita akan ditanya di hari perhitungan. Ingatlah seberat-berat perkara di dunia ini adalah amanah..
Renungkanlah...dalam satu hari, berapa lama yang kita peruntukkan untuk membaca ayat-ayat suci al_Quran? Berapa lama yang kita peruntukkan untuk memahami isi-isi al-Quran? Berapa kali kita khatam al-Quran? Sedangkan kita mampu khatam novel-novel duniawi atau drama-drama korea dan sebagainya. Ingatlah..ayat-ayat al-Quran itu umpama air yang menyejukkan hati. Penawar bagi hati yang sedang marah, penwar bagi hati yang sedang berduka, bahkan penawar segala penyakit.
Renungkanlah...sudah berapa surah yang kita hafal? Sedangkan kita mampu menghafal hal-hal duniawi, hal-hal remeh (nama-nama artis, gosip-gosip artis, dll.). Betapa manusia hari ini semakin lalai, semakin lupa bahawa kematian itu amat dekat, bahkan saat datangnya detik itu, ia tidak akan pernah terlambat walau sesaat dan kita tidak akan bisa melarikan diri daripada sakaratul maut.
“Perbanyaklah kalian mengingat penghancur kenikmatan, iaitu kematian”. [HR. At-Tirmidziy (2307), An-Nasa’iy (1824), dan Ibnu Majah (4258). Di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1607)]
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kukuh” (QS. An-Nisa : 78)
Renungkanlah, sehingga usia kita hari ini..sudah berapa banyak bekal yang kita persiapkan untuk menempuh alam seterusnya (alam barzakh)??
Ibnu Syaudzab berkata, ” Tatkala Abu Hurairah berada di ambang kematian, tiba-tiba beliau menangis. Orang-orang bertanya, “apa yang membuatmu menangis? Beliau menjawab : “jauhnya perjalanan, sedikitnya perbekalan dan banyaknya rintangan yang menghalang. Sementara saya tidak tahu akan dimasukkan ke neraka ataukah ke surga”.[Lihat Shifatush Shofwah (1/694) oleh Ibnul Jauziy]
Demikian kata seorang sahabat yang sudah dijamin syurga oleh Allah SWT, sementara kita yang lemah ini tidak pernah berfikiran demikian..
Kita tidak pernah tahu amalan mana yang kita lakukan sehari-hari yang akan diterima oleh Allah SWT, jadi istiqamahlah dalam beramal. Seperti mana kisah sahabat Rasulullah SAW: Bilal bin Rabah dijamin syurga oleh Allah SWT kerana istiqamah nya menunaikan solat sunat wudhu' setiap kali selesai wudhu', manakala seorang lagi sahabat Rasulullah SAW dijamin syurga kerana istiqamah nya memaafkan dan redha akan setiap perbuatan orang lain kepadanya, setiap malam sebelum tidur....dan kita bagaimana?? Apa yg menjadi amalan seharian kita?? Adakah kita cukup istiqamah dalam beramal?? Adakah kita yakin amalan kita sehari-hari diterima oleh Allah??
Renung-renungkanlah di tahap mana kita berada hari ini?? Fikirkanlah tentang bekalan yang kita sudah persiapkan? Hari esok belum tentu milik kita, bahkan nafas yang beberapa saat lagi juga belum tentu lagi milik kita...setiap amal, baik atau buruk tidak pernah terlepas daripada catatan Allah, tidak akan terlepas dari neraca timbangan Allah...
Wassalam..renung-renungkan dan selamat beramal... :)